laporan SEL (Praktikum Perkembangan Tumbuhan)
Selasa, 12 April 2011
0
komentar
LAPORAN
PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1I
SEL
Dosen Pembimbing:
EVIKA SANDI SAVITRI ,SP. M.P.
Oleh:
RUDI WIBOWO
(AROK)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINT DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi mengenai struktur
tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik
terkecil dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel
tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat
berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan
tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop. Dalam hal ini,
mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa memahami
isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya
tidak akan didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri (Hidayat,
1995).
Sel tumbuhan mempunyai bentuk,
ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua
mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan
organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan
merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini
menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden
pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan kesatuan struktur
dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan
metabolisme dan makromolekul.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pragtikum kali
ini adalah sebagai berikut :
Ø Mengamati
bentuk-bentuk sel dan komponen sel seperti dinding sel dan lumen sel.
Ø Mengamati isi sel
terutama komponen protoplasmik seperti inti, kloroplas, plastida lain dan aliran dari sitoplasmanya.
Ø Mengamati komponen
non protoplasmik penyusun sel antara lain vakuola dan isinya, benda-benda
ergastik seperti bentuk kristal kalsium oksalat, butir amilum, lendir, minyak
dan butir aleuron.
Ø Membedakan
sel hidup dan sel mati.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Struktur Sel
Semua organisme yang hidup
terdiri atas sel, baik uniselular maupun multiselular. Setiap sel merupakan
unit fungsional dan structural terkecil dari bentuk hidup.
Sel
tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat
rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar.
Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel
tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan
struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann
dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan
kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai kesamaan
dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul. Perbedaan pokok antara sel
tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya, sel hewan hanya memiliki
dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang
nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida
serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak demikian.
Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan memperbanyak diri (Sumardi,1993).
2.2 Protoplas
Protoplas merupakan bagian sel yang ada disebelah
dalam dinding sel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana,
yang disebut protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas komponen
protoplasma dan komponen non protoplasma (Sumardi,1993).
2.2.1 Komponen Protoplasma
Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun
yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria.
1) Inti sel (nucleus), inti sel berbentuk bulat telur,
merupakan bagian yang penting dari protoplas karena merupakan sentral segala
proses yang berlangsung dalam sel tersebut. Pada inti sel terdapat membran,
retikulum, dan nukleolus.
2). Butir-butir plastida, butir-butir plastida umumnya terdapat pada
sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda, didalam sitoplasma tetapi diluar inti sel.
Plastida sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu leukoplas, amiloplas, khromoplas
dan proteinoplas.
a. Kloroplas, merupakan
plastida yang berbentuk lensa, terdapat dalam sel –sel yang letaknya pada
jaringan terluar dekat batas/tepi. Plastida ini berfungsi penting dalam proses
fotosintesis dan pembentukan prrotein. Kloroplas mengandung dua pigmen yaitu
klorofil dan karotinoid.
b. Leukoplas, merupakan
plastida yang tidak berwarna, biasanya terdapat pada sel-sel tumbuhan yang
tidak terkena sinar matahari atau radiasi. Berbentuk bulat kecil dan apabila
terkena radiasi dapat berubah menjadi kloroplas.
c. Khromoplas, perubahan
dari leukoplas dan khloroplas dapat menjadi khromoplas, seperti perubahan warna
yang terjadi pada proses pemasakan buah. Zat warna atau pigmen pada khromoplas
merupakan zat padat yang berbentuk seperti kristal, bentuk kristal tersebut
dapat berbentuk jarum dan persegi
d. Amiloplas, berasal
dari leukoplas, dapat membentuk amilum atau zat tepung. Plastida ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Biasanya terdapat pada akar-akar
yang dapat menyimpan makanan seperti kentang, ubi jalar dsb (Kartasapoetra,
1991).
3). Mitokondria, merupakan organel yang
dapat dilihat dengan mikroskop cahaya apabila sel hidup diwarnai dengan Janus
Green B. Memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat memanjang, terkadang
seperti busur dan terdapat bebas pada sitoplasma. Mempunyai selaput rangkap,
selaput dalamnya mengalami percabangan atau melipat-lipat ke arah dalam yang
disebut kristal. Mitokondria memiliki fungsi untuk pernafasan. Di dalamnya
terdapat enzim-enzim yang berperan dalam siklus krebs (Sumardi,1993).
4). Sitoplasma, merupakan benda hidup yang terdapat dalam
sel, berbentuk cairan yang agak kental. Pada plasma terdapat 3 lapisan yaitu,
Ektoplasma, Tonoplasma dan lapisan polioplasma (Sumardi,1993).
2.2.2 Komponen non
Protoplasma
Kebalikan
dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-benda tidak hidup
yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola,
dalam plasma sel dan plastida. Komponen non protoplasmik ini bisa berupa zat
cair maupun padat (Kartasapoetra, 1991).
2.2.2.1 Karbohidrat
Selulose
dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada prinsipnya terdapat didalam
protoplas. Selulose ini sangat penting untuk menyusun dinding sel, sedangkan
tepung untuk cadangan makanan. Zat tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat
sebagai butir-butir baik didalam leukoplas maupun kloroplas.
Butir
tepung memiliki lapisan-lapisan, dan lapisan-lapian itu berhenti pada suatu
titik yang dinamakan hilum. Letaknya bisa ditengah (kosentrik) misalnya pada
ubi jalar atau dibagian tepi butir tepung (eksentrik) misalnya pada Marantha.
Butir
tepung dapat tunggal, majemuk dan setengah majemuk. Butir tepung terdapat pada
biji, sel-sel parenkim jaringan sekunder pada akar maupun batang, dan tempat
penyimpanan cadangan makanan seperti akar, tuber, rizoma, dan kormus
(Sumardi,1993).
2.2.2.2 Protein
Protein
merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup. Protein diketahui
sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada beberapa macam
biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar didalam sel. Adapula
aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut menyusun suatu lapisan yang
disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993).
2.2.2.3 Minyak dan substansinya
Bahan
ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya
sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan minyak yang digunakan sebagai zat
pelindung pada dinding sel (Sumardi,1993).
2.2.2.4 Kristal
Kristal
ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks,
akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan
parenkim xylem.
Kristal-kristal
ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki
berbagai bentuk, antara lain :
- Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel dibawah epidermis dari daun jeruk.
- Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel daun bunga pukul empat.
- Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.
- Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada endocarp buah aren.
- Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
2.2.2.5 Tanin
Tanin merupakan sekelompok
derivat fenol yang heterogen yang dapat
dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan pada
buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam bentuk
tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang melebur
(Sumardi,1993).
2.3 Dinding Sel
Dinding
sel pada tumbuhan merupakan struktur sel yang paling menyolok dilihat dari
bawah mikroskop. Adanya dinding sel yang nyata merupakan perbedaan pokok antara
sel tumbuhan dengan sel hewan karena pada sel hewan tidak dijumpai adanya
dinding sel, akan tetapi, sel hewan dan sel tumbuhan sama-sama memiliki membran
plasma atau lapisan terluar sitoplasma yang berbeda dengan dinding sel. Pada
hewan lapisan ini terkadang dinamai dinding sel, tetapi membran plasma
merupakan bagian dari sel yang hidup dan bersifat fleksibel, sedangkan dinding
sel cenderung kaku dan tetap (Tjitrosomo, 1983).
Dinding sel pada tumbuhan mempunyai
fungsi dalam mempertahankan turgor tekanan dinding yang mempertahankan
potensial air dan berfungsi dalam mekanisme pengangkutan air mineral pada
tumbuhan.
2.3.1 Lapisan Penyusun
Dinding Sel
Dalam
sel-sel yang berdinding tipis, seperti pada dinding sel jaringan yang belum
dewasa dan berbagai macam tanaman herbaceus,
dinding diantara dua selnya terdiri dari tiga lapis. Setiap dua sel yang
berdampingan menghasilkan suatu dinding primer dan diantara kedua sel tersebut
terdapat lapisan intraselular (lamela tengah). Pada beberapa sel yang
berbatasan pada sudut-sudutnya, lapisan intraselular menjadi lebih jelas,
seluruhnya mengisi ruang pembatas, dapat terpisah dan membentuk ruang
intraselular yang berbeda-beda pada berbagai macam jaringan tumbuhan. Ruang itu
tidak menutup secara sempurna tetapi membentuk suatu bagian sistem
interkomunikasiyang luas dan biasanya berisi udara (Tjitrosomo, 1983).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasi pengamatan
|
Gambar literatur
|
|||
Gb. anatomi akar wortel
(Daucus carrota)
|
(Hidayat,
2005)
|
|||
Gb.
anatomi umbi kentang (Solanum tuberosum)
|
(Hidayat,
2005)
|
|||
Gb.
anatomi umbi
ubi jalar (Ipomea batatas)
|
(Hidayat,
2005)
|
|||
Gb.
Anatomi batang bayam (Amaranthus sp)
Gb.
Anatomi daun
kaktus (Opuntia sp)
|
(Kartasapoetra,
1991)
(Kartasapoetra,
1991)
|
|||
Gb.
Anatomi daun Hydrilla verticillata
|
Arah aliran plasma pada sel
Hydrilla
(Tjitrosomo, 1983)
|
|||
Gb.
Anatomi daun
bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa)
|
(Kartasapoetra,
1991)
|
|||
Gb.
Anatomi daun
Ficus elastica
|
(Hidayat,
2005)
|
Pembahasan
4.2.1
Preparat akar wortel (Daucus carrota)
Pada preparat irisan akar wortel yang kami
buat, ditemukan kromoplast berwarna
orange yang terdapat di sela-sela sel. Warna orange pada kromoplas disebabkan
oleh kandungan karotinoidnya. Kromoplast sendiri biasnya berasal dari
kloroplas, tetapi juga dapat berasal dari proplastida. Diferensiasi kloroplas
menjadi kromoplas bergantung pada sintsis dan penempatan pigmen karotinoid yang
ada pada akar wortel. Perkembangan pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi
(perombakan) tilakoid. Dalam proses ini, globula lipid bertambah banyak dan
berkumpul menjadi kristaloid karoten pada akar wortel (Hidayat, 1995).
Preparat umbi kentang (Solanum
tuberosum)
Pada preparat umbi kentang
yang kami amati, ditemukan butir pati yang
bersifat tunggal denggan beberapa lapis lamela
yang membentuk satu hilum dipinggiran selnya.
Pada
beberapa tempat, kloroplas dapat membentuk butir pati yang besar sebagai
cadangan makanan. Cadangan makanan ini paling banyak ditemukan pada leukoplast
umbi akar, umbi batang, rizoma dan biji. Amilum dapat diamati dengan mudah
karena memiliki warna biru kehitaman bila diberi pewarna iodium. Butir yang
besar menunjukan lapisan yng mengelilingi sebuah titik ditengah yaitu hilum.
Hilum ini bisa berada ditengah butir pati atau agak ke tepi. Retakan yng sering
terlihat memiliki arah radial dari hilum terjadi akibat dehidrasi butir pati
yang dianggap sebagai stratifikasi kadar air yang ada pada butir pati tersebut.
Posisi, bentuk dan ukuran butir pati ditentukan oleh jenis tumbuhan yang
bersangkutan (Hidayat, 1995).
Preparat umbi ubi jalar (Ipomea
batatas)
Pada preparat umbi ubi jalar
yang kami amati, ditemukan butir pati yang
bersifat majemuk dengan beberapa lapis lamela yang
membentuk beberapa hilum yang terpusat ditengah sel.
Hal
ini dikarenakan zat pati yang terakumulasi dalam kloroplas dibentuk lebih cepat
ketimbang pemindahannya sehingga terjadi penimbunan zat pati tersebut
(Tjitrosomo, 1983).
Preparat batang bayam (Amaranthus
sp)
Pada preparat batang bayam
yang kami amati ditemukan kristal oksalat
yang kecil dan berbentuk seperti pasir yang
disebut dengan kristal sands. Kristal-kristal ini letaknya menggerombol
ditengah sel.
Kristal merupakan bahan ergastik
yang terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks,
akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan
parenkim xylem (Kartasapoetra, 1991).
Kristal pasir merupakan
kristal berbentuk prisma yang amat kecil dan biasanya ditemukan dalam jumlah
besar (Hidayat, 2005).
Preparat daun kaktus (Opuntia
sp)
Pada preparat daun kaktus yang
kami amati ditemukan kristal oksalat yang
berbentuk tidak beraturan yang disebut dengan
kristal drus. Kristal-kristal ini letaknya tidak beraturan, terkadang berada
dipinggiran dan terkadang berada ditengah sel.
Kristal
merupakan bahan ergastik yang terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya
terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel
parenkim floem dan parenkim xylem. Kristal dengan bentuk kelenjar ini, disebut
juga kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang
tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya
ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
Preparat daun Hydrilla
verticillata
Pada preparat daun Hydrilla verticillata yang kami amati
ditemukan aliran
plasma yang arahnya berlawanan dengan arah jarum
jam.
Sitoplasma
pada kebanyakan sel, beberapa saat pada kehidupannya memperlihatkan aliran
protoplasma. Dibawah mikroskop cairan ini tampak mengalir dalam sel dengan
gerakan yang terus menerus. Gerakan ini dapat berupa aliran setempat saja atau
berupa sirkulasi umum. Ketika protoplasma mengalir, plastida terbawa arus
karena plastida merupakan benda itu tidak memiliki daya gerak. Aliran
protoplasma ini dijadikan petunjuk adanya kehidupan didalam sel, karena adanya
aliran tersebut membutuhkan energi (Tjitrosomo, 1983).
Preparat daun bunga pukul 4 (Mirabilis
jalapa)
Pada preparat daun kaktus yang
kami amati ditemukan kristal oksalat yang
berbentuk seperti jarum yang disebut dengan
kristal rafida. Kristal-kristal ini letaknya tidak beraturan, terkadang berada
dipinggiran dan terkadang berada ditengah sel.
Kristal
rafida merupakan kristal yang memiliki bentuk panjang , ramping dan kedua
ujungnya meruncing. Rafida biasanya terhimpun dalam berkas. Sel yang mengandung
berkas rafida dapat berbentuk sama dengan sel disekelilingnya dan dapat
berbentuk idioblas, yaitu sel yang berbeda dari sel yang ada disekelilingnya
(Hidayat, 2005).
Preparat jadi daun Ficus elastica
Pada preparat daun Ficus elastica yang kami amati, ditemukan gumpalan
besar sistolit yang berbentuk seperti buah anggur
dan berwarna pink.
Sistolit
sebenarnya merupakan bentuk lain dari kristal yang dibentuk dari penonjolan
ramping dari dinding sel kedalam lumennya. Sel yang demikian disebut litosist.
Kalsium karbonat yang ditempatkan pada bagian dinding yang menonjol itu.
Bentuknya seperti sekelompok buah anggur seperti sekelompok buah anggur seperti
yang ditemukan pada daun karet (Ficus
elastica) (Hidayat, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pembentukan pati terjadi terutama melalui satu proses yang melibatkan sumbangan berulang unit glukosa dari gula nukleotida, serupa dengan UDPG yang dikenal dengan adenosin difosfoglukos.
- Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun ada juga yang ditafsirkan berasal dari proplastida.
- Kristal dapat ditemukan dalam sel-sel mirip dengan sel-sel berdekatan tanpa kristal atau dapat juga dijumpai dalam sel khusus yang disebut dengan idioblas.
- Ada tidaknya kristal ini merupakan sifat yang dapat dipakai dalam perbedaan spesies tumbuhan.
- Kloroplas terdapat pada jaringan fotosinteti. Yaitu pada bagian daun, dan terdapat pula pada warna hijau.
- Sel-sel yang mengandung sistolit rata-rata berukuran lebih besar dari sel-sel yang ada disekitarnya dan disebut litosis
- Pada warna butir-butir amilum ubi jalar berwarna keunguan, dan dari segi hilumnya hanya terdapat di tengah.
- Perbedaan sel hidup dan mati; sel hidup memiliki protoplas dan tidak ditemukan pada sel mati.
Daftar Pustaka
Anonymous. 2008. Sel. http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_sel. diakses pada tanggal 01 April 2008
pukul 23.00 Wib.
Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. yogyakarta: UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Perwaningsih
Endang. 2007. Materi sel. http://endangpurwaningsih.wimamadiun.
com/materi/minggu02.pdf. diakses pada tanggal 01 April 2008 pukul 23.00 Wib.
Salisburg, dkk. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung
: ITB
Sutrian, Yayan. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Jakarta: Asdi Mahasatya
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur Perkembangan Tumbuhan.
Jogjakarta: UGM
Sunell, Healey. 1979.
Distribution Of Calcium Oxalate Crystal Idioblasts In
Corms Of Taro. WVA : Wasington
DC
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. Anatomi Tumbuhan edisi ke tiga. Yogyakarta
: UGM Press.
Hidayat, Estiti
B. 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung : Penerbit ITB.
Kartasapoetra,
Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi
Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sumardi, Issrep.
1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta : UGM Press.
Tjitrosomo,
Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 1983. Botani
Umum 1. Bandung : Angkasa.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: laporan SEL (Praktikum Perkembangan Tumbuhan)
Ditulis oleh Rudi Wibowo
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tugasdancatatanku.blogspot.com/2011/04/laporan-sel-praktikum-perkembangan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Rudi Wibowo
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar