inseminasi buatan (Insemination of cow)
Minggu, 12 Agustus 2012
0
komentar
Inseminasi Buatan
Pengalaman praktek kerja lapang di Dinas Kabupaten Blitar membuat saya terinspirasi membuat artikel ini, semoga artikel ini membantu bagi praktisi, akademisi, dan penyuluh.
Teknologi modern
pada zaman sekarang telah mampu
mengatasi masalah kemandulan (bagi manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul
(bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia), khususnya dalam bidang
bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui
inseminasi buatan.
Dari hasil kemajuan
bioteknologi tersbut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi
atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut
apabila diterapkan pada dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan
keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan bioteknologi diaplikasikan pada
manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif.
Dampak posotof dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak
bisa mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud,
maka dapat dilakukan dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak. Sedangkan
dampak negatifnya yaitu dapat menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan
manusia.
Maka sejak tahun
1956 dewan gereja di Roma telah mengutuk kegiatan tersebut dengan alasan bahwa
inseminasi buatan dapat memisahkan tindakan prokreasi (kasih sayang terhadap
anak, dan anak adalah karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi) dan persatuan
cinta. Alasan lainnya yaitu kegiatan
inseminasi melibatkan tindakan masturbasi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan
sperma.
Sampai sekarang
mayoritas para teolog moral masih berpegang pada sikap mengutuk terhadap
kegiatan inseminasi buatan yang diterapkan pada manusia. Bagaimanapun juga
pewaris sifat genetis yang terjadi pada anak melibatkan pihak ketiga bagi
pasangan dalam perkawinan. Hal tersebut akan menimbulkan “celaan biologis”
serta menyangkut psikologis anak itu sendiri dalam lingkungan sosialnya.
Kenyataannya
sekarang, banyak para ahli psikologi yang masih berusaha keras untuk mewujudkan
atau mengaplikasikan inseminasi buatan pada manusia. Namun, bagi pasangan suami
istri yang akan melaksanakan inseminasi buatan dapat dilakukan atas dasar
keputusan bersama guna mewujudkan pernikahan yang harmonis dan bahagia.
Cara
Mereproduksi Semen Beku
Reproduksi semen
beku hanya dapat dilakukan di Balai Inseminasi Buatan (BIB). Tahapan-tahapan
dalam memproduksi semen beku diantaranya yaitu:
1. Mempersiapkan
sapi pejantan yang akan diinseminasi yang umurnya 15 – 18 bulan,
tingginya 123
cm dan beratnya minimal 350 kg.
2. Persiapan vagina
buatan yang suhunya mencapai 420C, vagina buatan ini harus licin,
karena itu
gunakan vaseline agar licin seperti vagina yang asli
3. Penampungan semen
sapi pejantan, sapi pejantan dan spai betina disatukan kemudian
sapi-sapi itu
akan melakukan fisin (pemanasan sebelum kawin), bila penis jantan telah
kelihatan merah, tegang dan kencang, maka penis langsung dimasukan ke vagina
buatan.
4. Kemudian sperma
dalam vagina buatan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
a Bila sperma
berwarna hijau, ada kotoran yang terdorong
b Bila sperma
berwarna merah, segar, venis teriritasi
c Bila sperma
berwarna cokelat, venis ada yang luka
d Bila sperma
berwarna krem susu bening, maka itulah sperma yang bagus
5. Penentuan
konsentrasi semen segar
6. Proses
pengenceran sperma
7. Proses filing dan
sealing, memasukan sperma ke dalam ministrow isi I strow 0,25 CC
8. Proses pembekuan
9. After throwing
dan water intubator test
ow iya, jenis sapi yang umum di indonesia
Jenis-Jenis Sapi
Sapi merupakan salah
satu jenis hewan mamalia, yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Pada
dasarnya reproduksi mamalia sama seperti reproduksi pada manusia, terjadi
secara seksual melalui proses fertilisasi.
Di Indonesia ada
banyak jenis sapi. Ada sapi yang merupakan sapi lokal dan ada sapi keturunan.
Sapi Bali
Sapi Bali merupakan
sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi. Penyebarannya telah
menyebar luas di seluruh Indonesia, meskipun masih tetap terkonsentrasi di
pulau Bali sampai saat ini kemurnian genetis sapi Bali masih terjaga karena ada
undang-undang yang mengatur pembatasan masuknya sapi jenis lain ke pulau Bali.
Asal usul sapi Bali
adalah Banteng yang telah mengalami penjinakan selama bertahun-tahun. Proses
domestikasi (penjinakan) yang cukup lama diduga penyebab sapi Bali lebih kecil
dibandingkan dengan Banteng.
Kemampuan reproduksi
sapi Bali merupakan yang terbaik diantara sapi-sapi lokal. Hal ini disebabkan
sapi Bali bisa beranak setiap tahun. Sapi Bali mudah beradaptasi dengan
lingkungan baru, sehingga sering disebut ternak perintis.
Sapi Ongole
Sapi Ongole
merupakan keturunan sapi Zebu dari India. Berwarna dominan putih dengan warna
hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir di bawah leher dan berpunuk.
Sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat menyebabkan sapi ini
mampu tumbuh secara murni di pulau Sumba, sehingga disebut sapi Sumba Ongole
(SO). Persilangan antara sapi Jawa asli (madura) dengan sapi Ongole secara
grading up menghasilkan sapi yang disebut sapi peranakan Ongole (PO).
Sapi Fries
Holstein (FH)
Sapi yang dipelihara
dengan tujuan untuk mengahsilkan susu ini diintroduksi dari Belanda. Warnanya
belang hitam dan putih dengan ciri khusus segitiga pada bagian dahi. Sapi yang
tidak berpunduk ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga sapi-sapi
jantannya sering dipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong. Di
beberapa daerah juga dilakukan persilangan antara sapi Jawa asli dengan sapi FH
dengan pola grading up dan keturunannya lazim disebut sapi PFH.
Sapi Brahman
Sapi Brahman berasal
dari India yang merupakan keturunan dari sapi Zebu. Di Amerika sapi ini
dikembangkan cukup pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang
terkontrol, sehingga penampilan beberapa parameter produksinya melebihi
penampilan produksi di negara asalnya. Sapi Brahman mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru dan tahan gigitan caplak. Pertumbuhan sapi Brahman sangat
cepat. Hal ini yang menyebabkan sapi ini menjadi primadona sapi potong untuk
negara-negara tropis.
Sapi Madura
Sapi Madura
merupakan hasil persilangan antara Bos Sandoicus dan Bos Indicus yang tumbuh
dan berkembang di Madura. Sapi yang berpunuk ini dikenal dengan sapi jawa asli
dengan warna kuning hingga merah bata. Terkadang terdapat warna putih pada
moncong, ekor dan kaki bawah. Warna hitam terdapat pada telinga dan bulu ekor.
Penyebaran sapi Madura telah mengalami erosi genetis, sehingga penampilan
produksi yang diukur dari pertambahan berat.
Jenis-jenis sapi di
Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Di Balai Inseminasi
Buatan ada 7 jenis sapi, yaitu :
1. Sapi hitam di
panggung simental
2. Cokelat semua limosin
3. Hitam putih
Vresen Holenstain (VH)
4. Hitam Angus
5. Krem jenis
Brahman Denole
6. Kopi susu jerse
7. Ongole krem pipih
pantat
Tidak hanya sapi
yang diproduksi di Balai Inseminasi Buatan, tetapi juga memproduksi :
@ Kerbau burah (bule item) bonga
@ Kambing dan domba
@Kuda (sekarang
tidak dikembangkan lagi)
Makanan sapi yang
ada di BIB diantaranya rumput gajah,
rumput Afrika, dan konsentrat (dedak, jagung, tepung, ikan, darah mineral dan
tulang), tekinik terbarunya lagi ada silase dan hay. Sapi di BIB tidak boleh
terlalu gemuk apabila akan diinseminasi karena
genetik sapi harus murni. Selain itu, untuk makanan sapi harus
ditambahkan protein sebanyak 24%.
malang 12 agustus 2012
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: inseminasi buatan (Insemination of cow)
Ditulis oleh Rudi Wibowo
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tugasdancatatanku.blogspot.com/2012/08/inseminasi-buatan-insemination-of-cow.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Rudi Wibowo
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar